BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa. Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak
ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19,pemuliaan
tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas
akibat proses fermentasiyang tidak sempurna. Perubahan signifikan
terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis
Pasteur. Dengan alat ini,
produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal. Berikut akan
kami bahas mengenai salah satu bentuk Bioteknologi yaitu Fermentasi (Darma,
2010).
Fermentasi
merupakan bentuk tertua dari bioteknologi Minuman beralkohol (bir, anggur,
tuak), Makanan terfermentasi (keju, yoghurt, tape, tempe, petis, terasi). Orang
Somaria dan Babilon kuno sudah minum bir sejak 6000 th sebelum masehi. Orang
Mesir sdh membuat adonan Kue Asam sejak th 4000 sebelum masehi .Sedangkan di
Eropa, minuman anggur sudah dikenal jauh dimasa lalu dengan proses fermentasi
Perkembangan Bioteknologi Jaman sebelum Louis Pasteur. Tujuan Fermentasi adalah
untuk menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi,
tekstur, biological availability yang lebih baik, disamping itu juga menurunkan
zat anti nutrisinya (Darma, 2010).
Pada praktikum kali ini, kami
akan mencoba salah satu produk fermentasi yaitu vinegar. Seperti yang kita
ketahui bahwa vinegar merupakan salah satu komponen masakan yang dihasilkan
dari proses fermentasi. Perbedaan antara youghrt, hasil akhir proses fermentasi
tetap mempertahankan bentuk awal dari substar dengan perubahan pada rasa.
Istilah vinegar ini mengacu pada fermentasi dua tahap dari karbohidrat menjadi
alcohol selanjutnya menjadi asam asetat.
Vinegar berasal dari kata vinaigre (bahasa Perancis) yang
artinya anggur yang telah asam, merupakan suatu produk yang dihasilkan dari
fermentasi bahan yang mengandung gula atau pati menjadi alkohol, yang kemudian
difermentasi lebih lanjut menjadi vinegar yang mempunyai kandungan asam asetat
minimal 4 gram/100mL (Kwartiningsih dan
Mulyati, 2005). Jenis jenis vinegar antara lain:
1.
Cider
vinegar (Apple vinegar) à Vinegar ini dibuat dari sari buah apel yang difermentasi sampai
diperoleh kadar asam asetat sebesar 4 gram/100mL, kadar gula reduksi maksimum
50 % dan jumlah padatan total sebesar 1,6 %.
2.
2.Wine
Vinegar à Bahan yang digunakan ialah sari buah anggur. Vinegar ini
mengandung jumlah padatan total lebih dari 1 gram dan abu sebesar 0,13 gram
setiap 100mL. Kadar asam asetat minimum 4 gram/100 mL.
3.
Spirit/Distilled/Grain
Vinegar à Vinegar ini diperoleh dari hasil fermentasi asam asetat dengan menggunakan
substrat alkohol hasil distilasi yang telah diencerkan. Kadar asam asetat
minimum 4 gram/100 mL.
4.
Malt
Vinegar à Vinegar yang diperoleh dari fermentasi tanpa melalui proses distilasi
dari salt malt atau biji-bijian yang mengandung tepung yang sebelumnya
telah dikecambahkan. Seperti vinegar lainnya, vinegar jenis ini
juga mengandung asam asetat minimum 4 gram/100 mL.
5.
Sugar
Vinegar à Vinegar yang diperoleh dari hasil fermentasi asam asetat dari
sirop molase dengan kadar asam asetat minimum 4 gram/100 mL.
6.
Glucose
Vinegar à Vinegar yang diperoleh dari hasil fermentasi asam asetat dari
larutan glukosa dan dekstrosa dengan kadar asam asetat minimum 4 gram/100
mL.(Waluyo S., 1984 dalam Kwartiningsih dan Mulyati, 2005).
Cuka sudah dikenal orang sejak peradaban manusia, seperti
halnya anggur. Perkataan vinegar, nama asing dari cuka, berasal dari kata vinegre yang berarti anggur asam. Jika
anggur dibiarkan selama beberapa hari di udara akan mengalami fermentasi
menjadi asam cuka. Nama lain dari asam cuka adalah acetum. Dari perkataan
acetum lalu timbul turunan-turunannya di dalam bahasa Inggris : acetic dan di dalam bahasa Indonesia
adalah asetat (Tjokroadikoesoemo, 1993 dalam
Ananda, 2010).
Asam cuka adalah senyawa berbentuk cairan, tidak
berwarna, mempunyai bau yang menyengat dan memiliki rasa asam yang tajam
sekali. Berat spesifik asam cuka pada 200C adalah 1,049, sedangkan
titik didihnya pada tekanan atmosfer adalah 118,10C. Bahan ini larut
di dalam air, alkohol, gliserol dan eter, tetapi asam cuka tidak larut dalam
karbon disulfida. Kelarutannya tidak terhingga meskipun pada suhu kamar. Suhu
perapian asam asetat adalah 4270C dan meledak pada batas terendah
(explosion limits) sebesar kurang dari 4 % volume udara (Puturau, 1982 dalam Ananda, 2010).
Cuka atau vinegar adalah suatu bahan penyedap kodimen
yang dihasilkan dengan cara fermentasi dari bahan dasar yang mengandung gula
atau pati. Bahan penyusun utama dari cuka atau vinegar adalah asam cuka (asam
asetat). Sedangkan bahan penyusun cuka yang lain sangat bervariasi, bergantung
dari bahan dasar pembuatnya. Karena kandungan bahan-bahan tersebut, meskipun
dalam jumlah yang cukup kecil, cuka dari berjenis-jenis bahan baku memiliki
aroma yang berbeda-beda. Anggur dapat menghasilkan cuka dengan kualitas yang
paling baik (Tjokroadikoesoemo, 1993
dalam Ananda, 2010).
Cuka merupakan produksi asam asetat yang telah banyak
dikenal. Cuka adalah produk yang dihasilkan dari konversi etil alkohol (etanol)
menjadi asam asetat oleh bakteri asam asetat dari genus Acetobacter dan
Gluconobacter (Block et al., 1994 dalam Ananda,
2010). Menurut Prescott and Dunn (1959)
dalam Ananda, 2010, cuka merupakan penyedap makanan yang dibuat dari bahan
bergula atau mengandung pati melalui proses fermentasi alkoholik diikuti
fermentasi asam asetat yang mengubah alkohol menjadi asam asetat. Dalam keadaan
yang sangat baik jumlah asam asetat yang dihasilkan berkisar 50 % dari jumlah
alkohol.
Fermentasi Pada Vinegar
Fermentasi
adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzim. Enzim
yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme atau enzim yang telah ada
dalam bahan pangan. (Bucle, K.A., 1985 dalam
Kwartiningsih dan Mulyati, 2005)
Fermentasi
merupakan suatu reaksi oksidasi atau reaksi dalam system biologi yang
menghasilkan energi di mana donor dan aseptor adalah senyawa organik. Senyawa
organik yang biasa digunakan adalah zat gula. Senyawa tersebut akan diubah oleh
reaksi reduksi dengan katalis enzim menjadi senyawa lain. (Fardiaz, Winarno,
1984 dalam Kwartiningsih dan Mulyati, 2005).
Dalam
pengolahan vinegar, terjadi 2 kali fermentasi yaitu :
1.
Fermentasi
pembentukan alcohol dengan yeast Saccharomyces cerevisiae. Pada
fermentasi ini terjadi perombakan glukosa menjadi alkohol dan gas CO2 dengan
reaksi sebagai berikut :
C6H12O6 à 2 CH3CH2OH
+ CO2
Reaksi yang terjadi anaerob. Etanol adalah
hasil utama fermentasi tersebut di atas, di samping asam laktat, asetaldehid,
gliserol dan asam asetat. Etanol yang diperoleh maksimal hanya sekitar 15 %.
Untuk memperoleh etanol 95 % dilakukan proses distilasi. Etanol digunakan untuk
minuman, zat pembunuh kuman, bahan bakar dan pelarut.
2.
Fermentasi
perubahan alcohol menjadi asam asetat dan air dengan bakteri Acetobacter aceti.
Reaksi pembentukan asam asetat dituliskan sebagai berikut :
CH3CH2OH + O2 à CH3COOH + H2O
Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerob. Pada
fermentasi pembentukan asam asetat tersebut terjadi perubahan etanol menjadi
asam asetat melalui pembentukan asetaldehid dengan reaksi sebagai berikut :
CH3CH2OH + ½ O2 _ CH3CHO + H2O
Etanol asetaldehid
CH3CHO + ½ O2 _ CH3COOH
Asetaldehid asam asetat
(Salle, A.J., 1974 dalam Kwartiningsih dan
Mulyati, 2005)
Berdasarkan literature lain yaitu berasal
dari Bagas (2010), yang menyatakan :
Proses
fermentasi pembuatan asam asetat atau vinegar :
A). Fermentasi secara Aerob
Aceto
Bacteri
C6H12O6 2C2H5OH
2CH3COOH + H2O +116 kal
(Glukosa
(Etanol)
Asam cuka
a. Metoda lambat (Slow Methods)
v Biasanya
untuk bahan baku berupa buah-buahan.
v Etanol
tidak banyak bergerak atau mengalir karena proses dilakukan pada suatu
tangki batch.
v Memasukan
jus buah, yeast, dan bakteri vinegar ke dalam tangki
v Sebagian
jus buah terfermentasi menjadi etanol (11-13% alkohol) setelah beberapa hari.
v Fermentasi
etanol menjadi asam asetat terjadi pada permukaan tangki.
v Bakteri
vinegar di permukaan larutan yang membentuk lapisan agar-agar tipis
mengubah etanol menjadi asam asetat atau vinegar(asetifikasi).
v Proses
ini memerlukan temperatur 21- 29 oC.
v Jatuhnya
lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar akan memperlambat asetifikasi.
Permasalahan ini bisa dicegahdengan memasang lapisan yang dapat mengapungkan
lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar.
Kelebihan
Metoda lambat (Slow Methods) : -Proses sangat
sederhana
Kekurangan
Metoda lambat (Slow Methods) :
1) Proses relative
lama,berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
2) Jatuhnya lapisan tipis
agar-agar dari bakteri vinegar akan memperlambat asetifikasi.
b. Metoda cepat (Quick Methods) atau German
process
v Biasanya
untuk bahan baku berupa etanol cair.
v
Bahan baku untuk basis 1 ton asam
asetat(100%) :
-
Alkohol(95 %) sebanyak 1.950 lb
-
Sedikit nutrisi
-
Udara sebanyak 11.000 lb
v
Etanol mengalami perpindahan selama proses.
v
Proses fermentasi terjadi di dalam tangki
pembentukan (Frings generator) yang terbuat dari kayu atau besi.
v
Bagian-bagian dari tangki pembentukan :
a)
Bagian atas, tempat alkohol dimasukkan
b)
Bagian tengah, terdapat bahan isian (berupa:kayu, tongkol jagung, rottan) di
bagian ini untuk memperluas bidang kontak rektan (etanol dan oksigen). Bahan
isian mulamula disiram dengan larutan vinegar yang mengandung bakteri asetat
sehingga dipermukaan bahan isian akan tumbuh bakteri asetat.
c)
Bagian bawah,digunakan sebagai tempat mengumpulkan produk vinegar.
-
Mendistribusikan campuran etanol cair (10,5 %), vinegar(1
%), dan nutrisi melalui bagian atas tangki dengan alat sparger
-
Campuran mengalir turun melalui bahan isian dengan sangat
lambat
-
Udara dialirkan secara countercurrent melalui
bagian bawah tangki
-
Panas yang timbul akibat reaksi oksidasi diambil dengan
pendingin. Pendingin dipasang pada aliran recyclecairan
campuran(yang mengandung vinegar,etanol, dan air) dari bagian bawah tangki.
Temperatur operasi dipertahankan pada rentang suhu 30-35 oC.
-
Produk yang terkumpul di bagian bawah tangki mengandung asam
asetat optimum sebesar 10- 10,5 %. Sebagian produk direcycle dan
sebagian yang lain di keluarkan dari tangki.
-
Bakteri asetat akan berhenti memproduksi asam asetat jika kadar asam
asetat telah mencapai 12-14 %.
-
Bahan baku 2.500 gal dengan produk 10,5 % asam asetat
memerlukan waktu proses 8-10 hari.
Kelebihan
Metoda cepat (Quick Methods) atau German process :
1) Biaya
proses rendah, relatif sederhana dan kemudahan dalam mengontrol.
2) Konsentrasi
produk asam asetat besar.
3) Tangki
proses membutuhkan sedikit tempat peletakannya.
4) Penguapan
sedikit.
Kekurangan
Metoda cepat (Quick Methods) atau German process :
1)
Waktu tinggal terlalu lama bila dibandingkan
Metoda Perendaman (Submerged Method).
2) Pembersihan
tangki cukup sulit.
c. Metoda Perendaman (Submerged Method)
-
Umpan yang mengandung 8-12 % etanoldiinokulasi
dengan Acetobacter acetigenum.
-
Temperatur proses dipertahankan pada rentang
suhu 24-29 oC.
-
Bakteri tumbuh di dalam suspensi antara
gelembung udara dan cairan yang difermentasi.
-
Umpan dimasukkan melewati bagian atas tangki.
-
Udara didistribusikan dalam cairan yang
difermentasi sehingga membentuk gelembung- gelembung gas.Udara keluar tangki
melewati pipa pengeluaran di bagian atas tangki.
-
Temperatur proses dipertahankan dengan
menggunakan koil pendingin stainless steel yang terpasang di
dalam tangki.
-
Defoamer yang
terpasang di bagian atas tangki membersihkan busa yang terbentuk dengan sistem
mekanik.
Kelebihan Metoda Perendaman (Submerged
Method):
a)
Hampir disemua bagian tangki terjadi fermentasi.
b)
Kontak antar reaktan dan bakteri semakin besar.
Kekurangan Metoda Perendaman (Submerged
Method):
a)
Biaya operasi relatif mahal.
b)
Fermentasi secara Anaerob
Clostridium
thermoaceticum
C6H12O6 CH3OOH + Q
glukos
asam asetat
c)
Menggunakan bakteri Clostridium
thermoaceticum.
d)
Mampu mengubah gula menjadi asam asetat.
e)
Temperatur proses sekitar 45- 65 oC; pH 2-5.
f)
Memerlukan nutrisi yang mengandung karbon,
nitrogen dan senyawa anorganik.
Kelebihan proses anaerob :
a) Mengubah
gula menjadi sama asetat dengan satu langkah.
b) Bakteri
tumbuh dengan baik pada temperatur 60 oC.Perbedaan
temperatur yang besar antara suhu media dengan suhu air pendingin memudahkan
dalam pembuangan panas.
c) Kontaminasi
dengan organisme yang membutuhkan bisa diminimalisasi karena bekerja pada
kondisi anaerob.
d) Organisme
yang hanya dapat hidup dalam kondisi mendekati pH netral akan mati karena
operasi fermentasi dilakukan pada kondisi asam pH 4,5.
Kekurangan
proses anaerob :
a)
Konsentrasi asam asetat lebih rendah
dibandingkan dengan proses aerob.
b)
Biaya proses lebih mahal dibandingkan dengan
proses aerob.
Pengendalian
Fermentasi
Dalam proses pembuatan cuka, ada beberapa
langkah pengendalian fermentasi yang perlu dilakukan sehingga hasil fermentasi
yang berupa vinegar sesuai yang diinginkan.
a.
Pada
saat fermentasi alkohol, nutrisi yang dibutuhkan oleh khamir untuk melakukan
fermentasi harus dipenuhi. Selain gula dan sebagian merupakan padatan cider,
substansi yang dinyatakan oleh keasaman dan abu sangat diperlukan oleh khamir.
Demikian pula dengan kebutuhan mineral dalam abu yang penting untuk pertumbuhan
mikroba.
b.
Suhu 75
– 80oF merupakan suhu yang sesuai yang harus
dipertahankan selama fermentasi alkohol. Pada suhu mendekati 100oF fermentasi menjadi terhambat dan berhenti pada
suhu 105oF.
c.
Fermentasi
alkohol harus dilakukan dalam kemasan, sehingga sari buah tidak terkena udara
secara berlebihan. Suatu tong diletakkan secara horizontal dengan lubang tong
ditutup kapas atau perangkap udara. Untuk sejumlah kecil dapat digunakan botol
besar yang mulutnya disumbat dengan kapas.Kemasan jangan ditutup rapat,sebab
dapat meledak. Peristiwa ini terjadi karena adanya tekanan dari gas yang
dihasilkan.
d.
Untuk
mencegah pertumbuhan organisme yang tidak dikehendaki ialah dengan menambahkan
cuka yang kuat yang belum dipasteurisasikan kedalam sari buah yang diperoleh
sesudah fermentasi alkohol selesai. Penambahan cuka tersebut dimaksudkan
sebagai inokulasi yang penuh dengan bakteri asam cuka pada sari buah beralkohol
tersebut.
e.
Sesudah
fermentasi asetat berjalan sempurna, cuka tidak boleh kontak dengan udara, sebab
cuka dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi karbondioksida dan air, sehingga
kadar asam menurun agak lebih cepat sampai pada suatu kondisi yang tidak
diinginkan. Untuk mengatasi hal ini cuka harus ditempatkan dalam kemasan yang
tertutup rapat dengan isi yang penuh.
f. Fermentasi asam asetat terjadi sangat cepat,
bila cider mengandung 6 – 8 % alkohol, tetapi 12 % alkohol masih dapat
ditolerir. Kegiatan fermentasi berjalan lambat bila alkohol yang ada hanya 1 –
2 %. Selama kegiatan fermentasi, dihasilkan panas yang cukup untuk menaikkan
suhu generator (metode cepat). Aktivitas fermentasi akan terus berlangsung pada
suhu antara 68 – 96oF.
Kegunaan
Asam Asetat
Cuka banyak digunakan dalam
industri pengolahan pangan, industri farmasi dan industri kimia.
v Pada industri
makanan:
1. Sebagai
bahan pembangkit flavor asam dan pengawet.
2. Sebagai
bahan penyedap rasa (edible vinegar).
v Cuka banyak
digunakan dalam industry:
1.
Memproduksi asam alifatis terpenting.
2. Bahan
warna (indigo) dan parfum.
3. Bahan
dasar pembuatan anhidrat yang sangat diperlukan untuk asetilasi, terutama dalam
pembuatan selulosa asetat.
v Dalam
industri farmasi cuka /asam asetat digunakan untuk untuk pembuatan obat-obatan
(aspirin).
Beberapa
negara di benua Amerika dan Eropa menggunakan sari buah dari berbagai jenis
buah-buahan sebagai bahan bakunya.Di Jepang,cuka diproduksi dengan menggunakan
bahan baku beras yang telah mengalami sakarifikasi.Di Indonesia,nira aren
sering digunakan oleh masyarakat pedesaan untuk membuat cuka lahang,yaitu
sejenis cuka yang dibuat secara tradisional melalui proses fermentasi spontan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi asam asetat adalah :
a.
Suhu à Suhu optimum 15 – 340C
(Prescott and Dunn, 1959), 25 – 30oC (Hidayat, 1997)
b.
pH à Bakteri asam asetat
dapat tumbuh secara optimal pada pH antara 5,4 – 6,3 (Adams, 1986).
c.
Kecepatan aerasi à Konsentrasi oksigen terlarut sangat
penting untuk pertumbuhan sel mikroba dalam menghasilkan asam asetat. Kecepatan
aerasi diperlukan untuk mengatur konsentrasi oksigen terlarut pada medium
fermentasi. Udara pada tekanan 1 atm merupakan sumber oksigen baik, tetapi
konsentrasi oksigen yang terlalu tinggi akan meracuni bakteri, begitu pula bila
terlalu rendah (Said, 1987).
Besarnya aerasi yang digunakan oleh peneliti berbeda-beda, antara lain : 0,08 vvm (Hidayat, 1997) dan 0,06 – 1,2 vvm (Wignyanto, 1995) dengan diameter sekitar 1 mm.
Besarnya aerasi yang digunakan oleh peneliti berbeda-beda, antara lain : 0,08 vvm (Hidayat, 1997) dan 0,06 – 1,2 vvm (Wignyanto, 1995) dengan diameter sekitar 1 mm.
d.
Konsntrasi alkohol à Konsentrasi alkohol yang
digunakan berbeda-beda antara lain yang dikemukakan oleh Hotmaka dan Ebner
(1959) sebesar 5 – 7 %
e.
Jumlah inokulum à Seleksi terhadap jenis dan jumlah inokulum yang akan ditambahkan akan
menentukan kualitas hasil fermentasi .
Kriteria penting bagi kultur mikroba agar dapat digunakan sebagai inokulum
yaitu sehat dan berada dalam keadaan aktif, tersedia dalam jumlah yang cukup,
berada dalam bentuk morfologi yang sesuai, bebas dari kontaminan dan
kemampuannya dalam membentuk produk.
f.
Lama
fermentasi à Lama fermentasi akan
mempengaruhi produk fermentasi yang dihasilkan. Waktu fermentasi yang terlalu
pendek akan menghasilkan produk yang sedikit karena substrat tidak seluruhnya
terdegradasi sedang waktu fermentasi yang lama, asam asetat akan teroksidasi
menjadi karbondioksida dan air (Soeharto, 1986). Proses fermentasi ini berkisar
pada jangka waktu 12 hari dan menghasilkan asam asetat 3,5 %.
Ragi yang
bertanggung jawab pada proses pembuatan vinegar adalah ragi dari kelompok acetobacter.
Acetobacter
Acetobacter adalah sebuah genus bakteri penghasil asam asetat,
ditandai dengan kemampuannya mengubah etanol (alkohol)
menjadi asam asetat (asam
cuka) dengan bantuan udara.
Ada beberapa bakteri dari golongan lain yang mampu menghasilkan asam asetat
dalam kondisi tertentu, namun semua anggota genusAcetobacter dikenal
memiliki kemampuan ini. Bakteri-bakteri Acetobacter dikenal
penting secara komersial, antara lain karena :
·
dapat digunakan dalam produksi cuka (dengan sengaja mengubah etanol
pada anggur menjadi
asam asetat
·
namun dapat juga merusak anggur, dengan
menghasilkan asam asetat atau etil asetat,
yang merusak rasa anggur tersebut
Pertumbuhan Acetobacter pada anggur
dapat dicegah dengan sanitasi yang
efektif, pemisahan udara dari anggur secara sempurna, maupun penggunaan
secukupnya sulfur dioksida sebagai pengawet pada anggur.
Di laboratorium, Acetobacter dikenali
dengan mudah dengan pertumbuhan koloninya di medium yang
mengandung 7% etanol, dan ditambahi kalsium karbonatsecukupnya untuk memburamkan medium sebagian.
Ketika koloni tersebut membentuk asam asetat yang cukup, kalsium karbonat
kemudian melarut sehingga terbentuk daerah bening yang jelas pada medium
(Anonim, 2011).
Klasifikasi Acetobacter
Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
Alpha
Proteobacteria
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
Acetobacter
|
Ragi jenis acetobacter ini sangat sensitive
terhadap suhu. Ragi ini tumbuh baik pada suhu antara 150C sampai 350C
dengan suhu optimal antara 26-300C dan mati pada suhu 600C. salah
satu hal penting dalam pembuatan vinegar adalah sterilisasi alat. Acetobacter juga memerlukan oksigen
untuk dapat bekerja sehingga wadah yang kedap udara tidak dapat digunakan untuk
proses fermentasi pembuatan vinegar. Air yang digunakan untuk mengencerkan
vinegar harus air murni. Chlorine dan fluoride yang terdapat pada air keran
dapat menimbulkan efek merugikan pada proses pembuatan vinegar. Setelah
fermentasi dimulai, stok vinegar harus ditaruh ditempat gelap selama kurang
lebihh dua sampai tiga minggu karena acetobacter sangat sensitive terhadap
sinar UV. Hal lain yang harus diperhatikan adalah larutan tidak boleh diaduk
selama proses fermentasi. Selama beberapa minggu, umumnya terdapat lapisan pada
bagian atas larutan vinegar yang dihasilkan yang dikenal dengan istilah “induk”
vinegar yang dapat dipakai sebagai starter untuk membuat vinegar. Proses akhir
dari pembuatan vinegar adalah penambahan umur proses. Lama proses sangat
mempengaruhi rasa dari vinegar yang dihasilkan. Untuk mempercepat proses,
vinegar bisa dipasteurisasi yang menghilangkan alcohol dan menambah umur
simpan.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan vinegar ?
2. Mengapa harus menggunakan wadah dari kaca
atau keramik untuk membuat vinegar?
3. Bahan aktif apakah yang dapat ditemukan pada
“induk” vinegar ?
4. Apakah yang akan terjadi pada saat anda
menaruh larutan vinegar yang sedang difermentasi pada daerah yang terdedah
sinar matahari ?
5. Hal apa saja yang dapat menghambat proses
pembuatan vinegar?
6. Setelah anda membuat vinegar, menurut anda
apakah mungkin membuat vinegar menggunakan ragi yang umum dijual untuk membuat
roti?Jelaskan alasan anda!
1.3 Tujuan
1. Mendefinisikan istilah seperti respirasi
aerob, substrat, produk akhir, enzim, fermentasi, alcohol, asam laktat
2. Menjabarkan bahan mentah (substrat), produk
akhir, dan kondisi yang diperlukan bagi bakteri untuk melakukan respirasi aerob
3. Menjabarkan dua factor yang menghambat
pertumbuhan ragi pada larutan gula
4. Menjabarkan alasan pembuatan vinegar pada
wadah yang terbuat dari kaca atau keramik
5. Mengetahui bahwa perubahan tekstur larutan
gula disebabkan karena perubahan gula menjadi alcohol sebelum menjadi vinegar
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
v Wadah atau toples yang terbuat dari kaca
v Baskom
Baskom merupakan sebuah tempat/wadah yang
digunakan sebagai tempat penyimpanan air kelapa sementara, sebelum dimasukkan
kedalam toples
v
Lap
Lap merupakan sebuah alat yang bisa digunakan
untuk menutup toples dengan keadaan tertutup. Sebelum lap digunakan, terlebih
dahulu harus disterilisasikan.
v Panci
v Karet gelang
Karet gelang merupakan sebuah alat yang bisa
digunakan untuk menguatkan atau mencegah toples yang berisi vinegar yang
terbuat dari air kelapa itu terhindar dari kontaminan yang ada.
2.2 Bahan
v Air Kelapa
Air kelapa merupakan suatu bahan dasar yang
dapat digunakan dalam proses pembuatan vinegar. Air kelapa ini biasanya
didapatkan dari kelapa yang sudah siap dimakan
atau biasanya digunakan air
kelapa muda.
v Gula putih
Gula putih digunakan merupakan salah satu
bahan pemanis.
v Air biasa
Air biasa merupakan salah satu bahan yang
digunakan untuk mensterilkan lap yang akan digunakan.
BAB
III
METODELOGI PENELITIAN
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Persiapan
Wadah
Pilih wadah pembuatan vinegar yang terbuat dari kaca atau keramik.
Jangan menggunakan wadah dari material yang dapat beraksi dengan vinegar,
seperti alumunium, besi, dan plastic. Vinegar dapat menyebabkan beberapa reaksi
kimia dengan bahan- bahan tersebut yang menyebabkan vinegar menjadi senyawa
yang berbahaya bagi kesehatan.
3.2 Persiapan
Bahan
Pada praktikum ini, kita akan menggunakan
vinegar dari air kelapa, caranya :
v Pertama-tama masukkan terlebih dahulu air
kelapa ke dalam wadah atau toples yang terbuat dari kaca
v Tambahkan gula putih secukupnya hingga terasa
manis, kemudian aduk sampai merata.
3.3 Proses
Fermentasi
Sebelum kita melakukan proses fermentasi, terlebih dahulu kita
persiapkan kain kassa atau lap, yang siap untuk disterilisasikan, yaitu dengan
cara :
v Masukkan air ke dalam panci, kemudian
didihkan hingga mendidih
v Selanjutnya lap atau kain kassa disimpan
diatas panic yang berisi air panas tersebut, dengan cara ini bisa
mensterilisasikan lap tersebut
Kemudian selanjutnya adalah tahap fermentasi
:
v Tutup wadah dengan kain kasa dan kencanngkan
dengan karet gelang atau benang. Kondisi ini memungkinkan oksigen untuk tetap
mengalir ke larutan dan mencegah lalat dan sampah untuk masuk ke dalam larutan
v Tempatkan wadah pada ruang gelap, hangat, dan
biaarkan alam mengatur proses ini. Usahakan suhu pada tempat penyimpanan antara
150C sampai 270C. Umumnya setelah 3- 4 minggu lapisan
“induk” vinegar mulai terbentuk.
3.4 Penyimpanan
vinegar
v Untuk menghilangkan alcohol diperlukan waktu
fermentasi yang sangat lama. Proses ini dapat dipercepat dengan mendidihkan
vinegar yang telah diperoleh. Setelah didihkan, proses pasteurisasi dapat
dilakukan dengan memanaskan vinegar pada suhu 770C selama 10 menit
v Vinegar yang tidak dipasteurisasi dapat
disimpan pada wadah yang steril dan tertutup selama beberapa bulan dalam
refrigator
v Vinegar yang dipasteurisasi dapat disimpan
pada wadah kedap uadara yang steril di suhu ruang dan tidak terkena sinar
matahari langsung selama beberapa bulan
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar
: Proses penyimpanan Vinegar ditempat yang gelap dan tidak terkena sinar
matahari.
4.2 Pembahasan
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang praktikum kali
ini dalam proses pembuatan vinegar, terlebih dahulu kita harus memahami tentang
istilah seperti respirasi aerob, substrat, produk akhir, enzim, fermentasi.
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis
didalam tubuh makhluk hidup. Enzim dapat bertindak sebagai katalis yaitu dapat
meningkatkan kecepatan reaksi kimia tetapi tidak berubah dalam reaksi kimia
tersebut. Molekul yang bereaksi di dalam suatu reaksi yang dikatalis oleh enzim
disebut substrat, dan molekul yang dihasilkan disebut produk (Aryulina, dkk. 2007).
Respirasi
aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan udara terutama oksigen.
Secara garis besar, proses tersebut dibagi dalam 3 tahap yaitu glikolisis,
siklus krebs, dan transfer electron. Energi yang dihasilkan pada proses ini
adalah 38 ATP . Sedangkan Respirasi anaerob merupakan salah satu proses
katabolisme yang tidak menggunakan oksigen bebas sebagai penerima atom hidrogen
(H) terakhir, tetapi menggunakan senyawa tertentu (seperti : etanol, asam
laktat) .Asam piruvat yang dihasilkan pada tahapan glikolisis dapat
dimetabolisasi menjadi senyawa yang berbeda (ada/tersedianya oksigen atau tidak)
. Pada kondisi aerobik (tersedia oksigen) sistem enzim mitokondria mampu
mengkatalisis oksidasi asam piruvat menjadi H2O dan CO2
serta menghasilkan energi dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Phosphat). Pada
kondisi anaerobik ( tidak tersedia oksigen ), suatu sel akan dapat mengubah
asam piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi (
ATP ). Atau oksidasi asam piruvat dalam sel otot menjadi CO2 dan
asam laktat serta membebaskan energi ( ATP ). Bentuk proses reaksi yang
terakhir disebut, lazim dinamakan fermentasi. Proses ini juga melibatkan
enzim-enzim yang terdapat di dalam sitoplasma sel. Energy yang dihasilkan pada
proses respirasi anaerob adalah 2 ATP (Dakon, 2011).
Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi
adalah salah satu bentukrespirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal (Anonim, 2011).
Pada praktikum kali ini, kita akan membahas cara atau
proses pembuatan dari vinegar. Vinegar merupakan salah satu komponen masakan
yang dihasilkan dari proses fermentasi. Dalam pembuatan vinegar ini, kami
menggunakan air kelapa sebagai bahan bakunya. Seperti yang kita ketahui bahwa
air kelapa ini banyak sekali manfaatnya, salah satunya itu bisa dijadikan
sebagai bahan baku dalam pembuatan vinegar. Istilah vinegar ini mengacu pada fermentasi
dua tahap dari karbohidrat menjadi alcohol selanjutnya menjadi asam asetat.
Asam asetat merupakan salah satu produk industri yang
banyak dibutuhkan di Indonesia. Asam asetat dapat dibuat dari substrat yang
mengandung alkohol, yang diperoleh dari berbagai macam bahan seperti buah
buahan, kulit nanas, pulp kopi, dan air kelapa. Hasil dari fermentasi asam
asetat sering disebut sebagai vinegar yang berarti sour wine. Vinegar berasal
dari bahasa Perancis, vindiger (vin=wine, digger=sour). Pada saat ini cuka atau
vinegar dibuat dari bahan kaya gula seperti buah anggur apel, nira kelapa,
malt, gula sendiri seperti sukrosa dan glukosa, dimana pembuatannya melibatkan
proses fermentasi alokohol dan fermentasi asetat secara berimbang (Anonim,
2010).
Vinegar atau cuka sudah
ditemukan oleh ribuan tahun yang lalu. Ketika anggur pertama kali dibuat, gula
difermentasi menjadi alkohol. Seiring waktu, bakteri di udara mengubah alkohol
menjadi asam asetat (Anonim, 2011).
Proses Fermentasi Vinegar :
a.
Fermentasi Aerob
Acetobacter aceti
C6H12O6 à 2 C2H5OH à 2 CH3COOH +
H2O + 116 kal
glukosa etanol cuka asam
b.
Fermentasi Anaerob
Clostridium
thermoaceticum
C6H12O6 à 3 CH3COOH
glukosa asam
asetat
Untuk membuat vinegar wadah atau tempat yang digunakan hendaklah yang
terbuat dari kaca atau keramik. Hal disebabkan karena ketika proses fermentasi
akan beerubah asam dan asam disana adalah asam asetat. Karena sifat asam
tersebut kemungkinan kandungan plastic yaitu dioksin akan dapat keluar sehingga
vinegar yang nantinya akan dikonsumsi tidak baik untuk kesehatan karena dioksin
yang ada dalam plastic memang berbahaya untuik kesehatan.
Berdasarkan literature yang ada dari Najwa (2010),menyatakan bahwa dioksin adalah senyawa yang tergolong karsionogenik. Dampak
keracunan dioksin untuk jangka panjang adalah kanker dan aterosklerosis
sehingga menaikkan angka kematian sampai 46 % pada beberapa kasus. Dioksin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem hormon, yaitu
dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan
mekanisme genetis dari sel, dan mengakibatkan pengaruh yang sangat luas, yaitu
kanker, menurunkan daya tahan tubuh, mengacaukan sistem saraf, keguguran
kandungan, dan dapat mengakibatkan cacat kelahiran (birth deformity). Dioksin
secara langsung mampu menurunkan sel B dan secara tidak langsung menurunkan
jumlah sel T yang berperan dalam sistem imun. Karena mampu mengubah fungsi
genetika sel, jadi dapat menyebabkan timbulnya penyakit genetis dan dapat
mempengaruhi pertumbuhan anak.
Dioksin dikenal sebagai penyebab kanker.
Berinteraksi secara langsung dengan DNA melalui mekanisme berbasis
reseptor. Proses interaksi melalui mekanisme berbasis resptor dapat
dijelaskan sebagai berikut, setelah masuk ke dalam tubuh melalui selaput sel,
dioksin bersatu dengan protein dasar reseptor. Maka dioksin pun diizinkan masuk
ke dalam inti sel. Di sini ia berinteraksi dengan DNA dan menyerang gen yang
mengontrol banyak reaksi biokimia seperti sintesa dan metabolisme hormon,
enzim, maupun faktor pertumbuhan, sehingga bisa menimbulkan dampak dari
kelainan janin sampai kanker (Albab, 2005).
Pada proses pembuatan vinegar, setelah beberapa minggu
umumnya akan terdapat lapisan pada bagian atas larutan vinegar yang dihasilkan
yang dikenal dengan istilah “induk” vinegar yang dapat dipakai sebagai starter
untuk membuat vinegar. Bahan aktif yang dapat ditemukan pada “induk”
vinegar yaitu bakteri asam asetat yang dewasa ini banyak
digunakan untuk memproduksi vinegar secara komersial adalah galur dari spesies Acetobacter aceti, A. Pasteurianus, A.
Peroxidans dan Gluconobacter oxidans.
Bakteri asam asetat sangat bervariasi dan mudah mengalami perubahan-perubahan sifat fisiologis dan aktivitas metabolik. Karena itu bagi industri vinegar yang terpenting adalah galur bakteri asam asetat yang memilki sifat-sifat:
Bakteri asam asetat sangat bervariasi dan mudah mengalami perubahan-perubahan sifat fisiologis dan aktivitas metabolik. Karena itu bagi industri vinegar yang terpenting adalah galur bakteri asam asetat yang memilki sifat-sifat:
1.
Toleran terhadap konsentrasi asam asetat yang
tinggi.
2.
Tidak
mengoksidasi asam asetat
3.
Mempunyai produktivitas yang tinggi
4.
Kebutuhan nutrien sedikit
5.
Tahan terhadap infeksi
6.
Bakteri asam cuka termasuk golongan bakteri
gram negatif aerobik, langsung dicampurkan dalam medium. Penyimpanan harus di
tempat dingin dan dijauhkan dari area panas.
Dalam proses fermentasi larutan vinegar harus terhindar dari sinar
matahari. Hal ini dikarenakan bila vinegar terdedah matahari kemungkinan yang akan
terjadi yaitu kerja bakteri yang nantinya kan membuat fermentasi dan akhoirnya
menjadikan bahan itu manjadi alkhol tidak bekerja dan kemungkinan yang terjadi
yakni kebusukan. Sehingga fermentasi yang terjadi akan gagal dan tidak akan
dapat dijadikan vinegar.
Faktor
Faktor yang Diperhatikan dalam Pembuatan Vinegar (Asam Asetat)
a.
Pemilihan
mikroba
Bakteri yang dapat
memenuhi syarat yaitu yang produktivitasnya tinggi dan mempunyai rasa enak.
Sebagai contoh Bacterium schutzen bachil /
Baterium cuvrum biasanya dipakai
untuk memproduksi asam cuka biasanya dipakai asam cuka dari etanol dengan quick
vinegar process, sedang Bacteruim
orleanense pada proses Orleans (proses lambat). Jika kita salah memilih
mikroba akan dapat menghambat dalam proses pembuatan vinegar.
b.
Kualitas
bahan dasar
Sebagai bahan dasar
adalah semua bahan yang dapat difermentasikan menjadi alkohol.bisa dari jus
buah buahan seperti buah apel, anggur, jeruk, bahan bahan bergula , beer,
anggur/ wine.
c.
Fermentasi
oleh yeast
Sebelum fermentasi asam
cuka, gula yang berasal dari bahan dasar difermentrasikan menjadi alkohol,
sehingga yeast yang dipakai harus diseleksi, demikian juga faktor faktor yang
mempengaruhi selama fermentasi menjadi alkohol harus diperhatikan.
d.
Keasaman
Kadar alkohol
terbaik dan dapat segera difermrntasikan 10-13%. Bila kadar alkohol 14% atau
lebih maka oksidasi alkohol menjadi asam cuka tidak atau kurang sempurna sebab
perkembangan bakteri asam cuka terhambat. Sedang bila kadar alkohol rendah
mungkin akan banyak vinegar yang hilang bahkan pada konsentrasi alkohol 1-2%
ester dan asam cuka akan dioksidasi yang mengakibatkan hilangnya aroma dan
flavor( aroma dan flavor menjadi jelek).
e.
Oksigen
Proses fermentasi
asam cuka menjadi alkohol adalah proses oksidasi maka perlu diaerasi.
etanol asetaldehid
f.
Supporting
medium/ bahan penyangga
Bahan penyagga ini
dimaksudkan untuk memperluas permukaan yang berhubungan dengan udara serta
tempat melekatnya koloni bakteri bakteri asam cuka sehingga proses
fermentasinya menjadi lebih cepat. Sebagai bahan penyangga dapat dipakai chips/
pasahan/ tatal kayu, arang, ranting anggur, tongkol jagung, dan sebagainya.
Bahan penyangga tersebut tidak boleh bersifat racun, serta tidak boleh
mengandung besi, tembaga, sulfur, atau ion ion lainnya yang mempengaruhi
vinegar.
g.
Suhu
Suhu selama
fermentasi mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri asam cuka. Bila suhu:
12-15 oC : pertumbuhan bakteri lambat, sel selnya menjadi
gemuk, pendek.
42-45 oC :
sel bakteri akan memanjang membentuk semacam mycelium yang tidak bersekat
15-34 oC : pertumbuhan sel normal dan cepat
Untuk fermentasi asam cuka suhu yang paling
sesuai 26,7-29,40C, sebab bila suhu rendah fermentasi akan berjalan
lambat sedang bila suhu tinggi akan banyak alkohol yang menguap bersama-sama
dengan bahan bahan volatile yang membentuk flavor dan aroma dari asam cuka,
sehingga asam cuka yang dihasilkan akan mempunyai flavor ataupun aroma yang
kurang sedap/ enak.
Setelah kita membuat vinegar, menurut anda apakah mungkin
membuat vinegar menggunakan ragi yang umum dijual untuk membuat roti?Jelaskan
alasan anda!
Bisa. Karena menuirut saya ragi roti juga
mengalami fermentasi yang tidak memeelukan udara sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan induk untuk membuat vinegar. Karena roti juga puna sifat yang
sama seperti bakteri pada vinegar seperti halnya proses ini :
Proses
fermentasi didefinisikan sebagai proses penguraian asam amino secara anaerobic
yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat diuraikan dalam fermentasi
utamanya adalah KH. Namun sebelum difermentasikan polisakarida terlebih dahulu
menjadi gula sederhana, misalnya hidrolisis pati menjadi unit-unit glukosa.
Glukosa lalu dipecah menjadi senyawa-senyawa lain tergantung jenis
fermentasinya.
Dalam proses
fermentasinya terlebih asam piruvat, dikenal 4 jalur pemecahan glukosa, yaitu :
1. Jalur CMF atau glikolisis, ditemukan pada fungi dan sebagian besar
bakteri, serta hewan dan manusia.
2. Jalur entner-do udreff (ED) hanya ditemukan pada bakteri.
3. Jalur Heksa amino fosfat (HMF) ditemukan pada berbagai organisme.
4. Jalur fosfo ketolase (FK) ditemukan pada bakteri yang tergolong
lactobacillus heterofermentatif (Anonim, 2008)
Manfaat
Asam Asetat
a)
Penambah rasa pada makanan dalam
industri makanan
b)
Memperbaiki flavor pada pembuatan
mayonaise
c)
Memperbaiki flavor dan pengawet pada
pembuatan acar
d)
Antiseptic
e)
Mencegah tumbuhnya jamur pada roti
BAB
V
PENUTUP
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Vinegar
berasal dari kata vinaigre (bahasa
Perancis) yang artinya anggur yang telah asam, merupakan suatu produk yang
dihasilkan dari fermentasi bahan yang mengandung gula atau pati menjadi
alkohol, yang kemudian difermentasi lebih lanjut menjadi vinegar. Ragi
jenis acetobacter ini sangat sensitive
terhadap suhu. Ragi ini tumbuh baik pada suhu antara 150C sampai 350C
dengan suhu optimal antara 26-300C dan mati pada suhu 600C. salah
satu hal penting dalam pembuatan vinegar adalah sterilisasi alat. Acetobacter juga memerlukan oksigen
untuk dapat bekerja sehingga wadah yang kedap udara tidak dapat digunakan untuk
proses fermentasi pembuatan vinegar. Vinegar atau cuka dibuat dengan cara
melakukan 2 fermentasi. Fermentasi aerob untuk menghasilkan ethanol dan
fermentasi anaerob untuk menghasilkan asam asetat. Ada beberapa factor yang
harus diperhatikan dalam proses pembuatan vinegar adalah pemilihan mikroba,
kualitas bahan dasar, fermentasi oleh yeast, keasama, oksigen, supporting
medium/bahan penyangga, dan suhu. Pembuatan vinegar juga harus mengggunakan
wadah/ toples yang terbuat dari agar terhindar dari bereakasinya senyawa
dioksin yang akan menyebabkan kanker pada manusia.
5.2 Saran
Dalam
proses pembuatan vinegar, kami memberikan saran kepada yang akan melakukan
praktikum ini agar selalu memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan.
Alat yang digunakan haruslah steril, kemudian proses fermentasinya harus
diperhatikan pula. Penyimpanan vinegar haruslah dalam kedaan yang gelap, serta tempat
yang digunakannya itu yang terbuat dari kaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Albab, 2005. Dioksin Penyebab Kanker. [online].
Tersedia:
http://diploma.chemistry.uii.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=123&Itemid=182-diakses-13-11-2011
Ananda, 2010. Cuka. [online]. Tersedia : http://anandagagan.blogspot.com/2010/03/cuka.html-diakses-12-11-2011
Anonim, 2008. .Pembuatan Ragi. [online].
Tersedia: http://medicafarma.blogspot.com/2008/06/pembuatan-ragi.html-diakses-13-11-2011
Anonim, 2010. Asam Asetat. [online]. Tersedia:
Laboraturium Mikrobiologi Industri-doc
Anonim, 2011. Acetobacter. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Acetobacter-diakses-12-11-2011
Anonim, 2011. Seni
Makanan-Vinegar. [online]. Tersedia:
http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/seni-makanan/313-vinegar-diakses-13-11-2011
Bagas, 2010. Pembuatan Asam Asetat. [online].
Tersedia: http://bagasvanirawan.wordpress.com/2010/07/20/pembuatan-asam-asetat/-diakses-12-11-2011
Dakon, 2011. Respirasi Aerob dan Anaerob. [online].
Tersedia: http://maindakon.blogspot.com/2011/05/respirasi-aerob-dan-aerob.html-diakses-12-11-2011
Darma, 2010. Bioteknologi Fermentasi. [online].
Tersedia: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/bioteknologi-fermentasi/-diakses-12-11-2011
Kwartiningsih dan Mulyati, 2005. Fermentasi Sari Buah Nanas menjadi Vinegar.
Kuilibrium. Vol. 4. No. 1. 8 Juni 2005 : 8 – 12
Najwa, 2010. Tissue dan Pembalut penyebab kanker.
[online]. Tersedia:
http://najwa-choey.abatasa.com/post/detail/10050/waspadai-zat-penyebab-kanker-dalam-tissue-dan-pembalut-anda-diakses-13-11-2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar