RESUME BUKU
AKHLAK TASAWUF
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mandiri mata kuliah Akhlak Tasawuf
Bapak Dr. H. Abdul Kodir, M. Ag
Oleh :
WANTY INDRIYANI
208 700 614
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011
AKHLAK
TASAWUF
Karangan
: DRS. H. A. MUSTOFA
BAB
1 PENGERTIAN AKHLAK
BAB
2 GARIS BESAR PERKEMBANGAN KEPEMIKIRAN AKHLAK
BAB
3 BAIK DAN BURUK
BAB
4 ASPEK – ASPEK YANG MEMPENGARUHI BENTUK AKHLAK
BAB
5 KEBEBASAN, TANGGUNG JAWAB, DAN HATI NURANI
BAB
6 HAK, KEWAJIBAN, DAN KEUTAMAAN
BAB
7 AKHLAK ISLAMI DALAM KAITANNYA DENGAN STATUS PRIBADI
BAB
8 TASAWUF
BAB
9 MAHABBAH
BAB
10 MA’RIFAH
BAB
11 FANA DAN BAQA’
BAB
12 ITTIHAD DAN HULUL
BAB
13 WAHDAD AL – WUJUD DAN INSAN KAMIL
BAB
14 TARIQAT
BAB
1
PENGERTIAN
AKHLAK
1.
Definisi
Akhlak
Akhlak berasal
dari bahasa arab yaitu Khuluq (perbuatan batin, budi) Khalqu(perbuatan lahir,
pekerti), dan Akhlaq(perbuatan batin yang memunculkan perbuatan_perbuatan
lahir, budi yang memunculkan pekerti dan berikutnya muncullah istilah yang
sudah popular yaitu budi pekerti.)
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
Artinya: ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Q.S. Al – Ahzabb ayat
33)
Beberapa
definsi Akhlak menurut :
1) Imam
Ghazali : Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan – perbuatan dengan
mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)
2) Ibnu
Maskawih : Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan – perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih
dahulu)
3) Prof.
Dr. Ahmad Amin : Akhlak adalah kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka
kebiasaan itu dinamakan akhlak
4) Prof.
KH. Faid Ma’ruf : Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran
terlebih dahulu
Dari beberapa pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahawa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang yakni
keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar – benar
telah melekat sifat –sifat yang melahirkan perbuatan – perbuatan dengan mudah
dan spontan tanpa dipikrkan dan diangan – angan lagi.
Etika
berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan
menurut filsafat, etika adalah ilmu yang
menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
2.
Pokok
Persoalan Akhlak
Imam
Al – Ghazali membagi tingkatan kebburukan akhlak menjadi empat macam yaitu :
1) Keburukan
akhlak yang timbul karena ketidaksanggupan seseorang mengendalikan nafsunya,
sehingga pelakunya disebut “Al Jahilu”
2) Perbuatan
yang diketahui keburukannya, tetapi ia tidak bias meninggalkannya karena
nafsunya sudah mengusai dirinya sehingga pelakunya disebut “Al Jahilu dhollu”
3) Keburukan
akhlak yang dilakukan oleh seseorang, karena pengertian baik baginya sudah
kabur, sehingga perbuatan buruklah yang diangaonya baik.
4) Perbuatan
buruk yang sangat berbahaya terhadap masyarakat pada umumnya sedangkan tidak
erdapat – terdapat bagi pelakunyam kecualii hanya kekhawatiran akan menimbulkan
pengorbanan yang lebih hebat lagi.
3.
Hubungan
Akhlak dan Ilmu – ilmu lain
a. Hubungan
antara akhlak dengan psikologi à mempunyai pertalian yang erat dan kuat.
Objek penyelidikan psikologi adalah kekuatan perasaan, paham, mengana, ingatan,
kehendak, kebebasan, khayal, rasa kasih, kelezatan, dan rasa sakit. Dapat
dikatakann bahwa psikologia dalahs ebagai pendahuluan dalam ilmu akhlak
b. Hubungan
antara akhlak dengan sosiologi à dalam ilmu akhlak mempelajari dan
mengupas masalah perilaku, perbuatan manusia yang timbul dari kehendak. Ilmu
sosiologi mempersoalkan tentang kehidupan masyarakat
c. Hubungan
akhlak dengan ilmu hukum à pokok pembicaraan kedau ilmu (akhlak
dan ilmu hukum) adalah perbuatan manusia. Tujuannya mengatur perbuatan manusia
untuk kebahagiannya
d. Hubungan
akhlak dengan iman à mempunyai hubungan yang sangat erat,
disebabkan keduanya mempunyai titik pangkal yang sama, yaitu hati nurani. Jadi
keduanya adalah merupakan gambaran jiwa/hati sannubari yang bersifat kejiwaan
dan abstrak. Menurut pandangan Islam, bahwa akhlak yang baik haruslah berpijak
pada keimanan.
4.
Manfaat
mempelajari Akhlak
a. Meningkatkan
derajat manusia à hal ini diterangkan dalam Al – Quran :
ô`¨Br& uqèd ìMÏZ»s% uä!$tR#uä È@ø©9$# #YÉ`$y $VJͬ!$s%ur âxøts notÅzFy$# (#qã_ötur spuH÷qu ¾ÏmÎn/u 3 ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3 $yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
Artinya
: (apakah kamu Hai orang musyrik yang
lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud
dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az – Zumar ayat 9)
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) @Ï% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 ( #sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya
: Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Al – Mujaddalah : 11)
b. Menuntun
kepada kebaikan
y7¯RÎ)ur 4n?yès9 @,è=äz 5OÏàtã ÇÍÈ
Artinya
: dan Sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung.(Q.S. Al – Qalam : 4)
c. Manifesatsi
kesempurnaan iman à Iman yang sempurna akan melahirkan
kesempurnaan akhlak. Dengan perkataan lain bahwa keindahan akhlak adalah
manisfestasi kesempurnaan iman
d. Keutamaan
di hari kiamat à Disebutkan dalam berbagai hadis bahwa
Rasullah SAW menerangkan orang – orang yang berakhlak luhur akan menempati
kedudukan yang terhormat di hari kiamat
e. Kebutuhan
pokok dalam keluarga à Akhlak kebutuhan primer dari segi
moral. Akhlak merupakan factor mutlak dalam menegakkan keluarga sejahtera
f. Membina
kerukunan antar tetangga
g. Untuk
mensukseskan pembangunan bangsa dan Negara
h. Dunia
betul – betul membutuhkan akhlakul karimah
tygsß ß$|¡xÿø9$# Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷r& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_öt ÇÍÊÈ
Artinya
: telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar- Rum ayat
41)
ôMs9$s% ¨bÎ) x8qè=ßJø9$# #sÎ) (#qè=yzy ºptös% $ydrß|¡øùr& (#þqè=yèy_ur no¢Ïãr& !$ygÎ=÷dr& \'©!Ïr& ( y7Ï9ºxx.ur cqè=yèøÿt ÇÌÍÈ
Artinya
: Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri,
niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia Jadi
hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. (Q.S. An – Naml : 34)
BAB
2
GARIS
BESAR PERKEMBANGAN KEPEMIKIRAN AKHLAK
1.Akhlak
Periode Yunani
Para
ahli masa Yunanui ialah Socrates (469 -
399 SM) dengan menghadapkan perhatiannya kepada penyelidikan didalam
akhlak dan hubungan manusia satu dengan yang lainnya. Aristoteles (394 – 322
SM) ialah pencipta teori serba tengah. Tiap – tiap keutamaan adalah tengah –
tengah diantara kedua keburukan. Selain itu juga ada Epicurus, Zeno, dan Plato.
Menurut
ahli – ahli filsafat Yunani bahwa pendorong dalam melakukan perbuatan baik ialah
pengetahuan atau kebijaksanaan. Sedang menurut agama Nasrani bahwa pendorong
dalam melakukan perbuatan baik ialah cinta kepada Allah dan iman kepada – Nya.
2.Akhlak Periode Abad PertengahanàPada abad pertengahan, Gereja memerangi
filsafat Yunani dan Romawi dan menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno.
Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan “hakikat” telah diterima dari wahyu. Para
ahli filsafat akhlak yang lahir pada masa ini filsafatnya berupa paduan dari
ajaran Yunani dan ajaran Nasrani. Diantara mereka yang termasyhur ialah Abelard
seorang ahli filsafat Perancis dan Thomas Aquiman, seorang filsafat agama dari
bangsa Italia.
3.Akhlak
Periode Bangsa Arab
Pada
zaman Jahiliyah, bangsa Arab tidak mempunyai ahli – ahli filsafat yang mengajak
kepada aliran faham tertentu. Pada waktu itu bangsa Arab hanya mempunyai ahli –
ahli hikmat dan sebagian ahli – ahli syair, mereka memerintahkan kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Sebagaimana kita lihat dalam hikmat Luqman dan Aksam bin
Shaifi, syair syair Zuhair bin Abi Sulma
dan Hatim al Thai. Firman Allah yang mengungkap tentang “akhlak” yaitu :
* ¨bÎ) ©!$# ããBù't ÉAôyèø9$$Î/ Ç`»|¡ômM}$#ur Ç!$tGÎ)ur Ï 4n1öà)ø9$# 4sS÷Ztur Ç`tã Ïä!$t±ósxÿø9$# Ìx6YßJø9$#ur ÄÓøöt7ø9$#ur 4 öNä3ÝàÏèt öNà6¯=yès9 crã©.xs? ÇÒÉÈ
Artinya
: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. An – Nahl ayat
90)
ô`tB @ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @2s ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍósãZn=sù Zo4quym Zpt6ÍhsÛ ( óOßg¨YtÌôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$2 tbqè=yJ÷èt ÇÒÐÈ
Artinya
: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baikdan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An – Nahl ayat 97)
$yJ¯RÎ) (#ätÂty_ tûïÏ%©!$# tbqç/Í$ptä ©!$# ¼ã&s!qßuur tböqyèó¡tur Îû ÇÚöF{$# #·$|¡sù br& (#þqè÷rr& (#þqç6¯=|Áã ÷rr& =Gs)ã yì©Üs)è? óOÎgÏ÷r& Nßgè=ã_ör&ur ô`ÏiB A#»n=Åz ÷rr& (#öqxÿYã ÆÏB ÇÚöF{$# 4 Ï9ºs óOßgs9 Ó÷Åz Îû $u÷R9$# ( óOßgs9ur Îû ÍotÅzFy$# ë>#xtã íOÏàtã ÇÌÌÈ
Artinya
: Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau
disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau
dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai) suatu
penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang
besar (Q.S. Al – Maidah ayat 33)
4.Akhlak
Perode Abad Modern
Pada
abad pertengahan ke 15 mulailah ahli – ahli pengetahuan menghidup suburkan
filsafat Yunani kuno. Itali juga kemudian berkembang diseluruh Eropa. Ahli filsafat
perancis yaitu Descartes termasuk pendiri filsafat baru dalam ilmu pengetahuan
dan filsafat. Kemudian lahir pula Bentham (1748 – 1832) dan John Stuart Mill
(1806 – 1873). Keduanya memindah faham Epicurus ke faham Utilitarianism.
Setelah keadaannya muncul Green (1836 – 1882) dan Herbert Spencer (1820 –
1903). Keduanya mencocokkan paham pertumbuhan dan kemeningkatan (Evolution)
atas akhlak. Para ahli ilmu pengetahuan bangsa Jerman yang mempunyai pengaruh
besar dalam akhlak adalah Spinosa (1632 – 1677) dan Hegel (1770 – 1831) dan
Kant (1724 – 1831).
BAB
3
BAIK
DAN BURUK
1.
Pengertian
Perbuatan manusia ada yang baik dan ada yang tidak baik. Kadang – kadang disuatu tempat, perbuatan itu dianggap salah atau buruk. Hati manusia memiliki perasaan dan dapat menganal, perbuatan itu baik atau buruk dan benar atau slah.
Perbuatan manusia ada yang baik dan ada yang tidak baik. Kadang – kadang disuatu tempat, perbuatan itu dianggap salah atau buruk. Hati manusia memiliki perasaan dan dapat menganal, perbuatan itu baik atau buruk dan benar atau slah.
1) Benar
dan Salah : Pengertian benar, menurut Etika (Ilmu Akhlak) adalah hal – hal yang
sesuai/cocok dengan peraturan – peraturan. Sebaliknya pengertian salah menurut
etika ialah hal – hal yang tidak sesuai dengan peraturan – peraturan yang
berlaku
,ysø9$# `ÏB y7Îi/¢ ( xsù ¨ûsðqä3s? z`ÏB tûïÎtIôJßJø9$# ÇÊÍÐÈ
Artinya
: “kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
Termasuk orang-orang yang ragu.” (Q.S. Al Baqarah : 147)
2) Baik
dan Buruk : Baik menurut Etika adalah sesuatu yang berharga untuk sesuatu
tujuan. Sebaliknya yang tidak berharga, tidak berguna untuk tujuan, apanbila
yang merugikan atau yang menyebalkan tidak tercapainya tujuan adalah “buruk”.
9e@ä3Ï9ur îpygô_Ír uqèd $pkÏj9uqãB ( (#qà)Î7tFó$$sù ÏNºuöyø9$# 4 tûøïr& $tB (#qçRqä3s? ÏNù't ãNä3Î/ ª!$# $·èÏJy_ 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ÇÊÍÑÈ
Artinya
“ dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al Baqarah : 148)
2.
Ukuran
Baik dan Buruk
Mempersoalkan
baik dan buruk pada perbuatan manusia maka ukiran dan karakternya selalu
dinamis, sulit dipecahkan. Namun demikian karakter baik dan buruk perbuatan
manusia dapat diukur menurut fitrah mausia.
-
Pengaruh adat kebiasaan : Manusia dapat
terpengaruh oleh adat istiadat golongan dan bangsanya. Karena itu hidup didalam
lingkungan dengan melihat dan mengetahui. Mereka melakukan sesuatu perbuatan
dan menjauhi perbuatan laiinnya. Setiap bangsa memiliki adat istiadat tertentu.
Mereka menganggap baik, bila mengikutinya, mendidik anak – anak kejurusan adat istiadat
itu dan menanam perasaan kepada mereka bahwa dat istiadat itu agak membawa
kesucian.
3.
Berbagai
Aliran tentang Baik dan Buruk
a.
Aliran
Hedonisme : Berpendapat bahwa norma baik dan buruk
adalah “kabahagian” karenanya suatu perbuatan apabila dapat mendatangkan
kebahagian maka perbuatan itu baik, dan sebaliknya perbuatan itu buruk apabila
mendatangkan penderitaan. Aliran hedonism dibagi menjadi dua yaitu : egoistic
hedonisme dan universalistic hedonism. Menurut aliran egoistic hedonisme,
ukuran kebaikan adalah kelezatan diri pribadi orang yang berbuat. Sedangkan
aliran universalistic hedonism, aliran ini mendasarkan ukuran dan buruk pada
“kebahagian umum”.
b.
Aliran
utilitarianisme : adalah agar manusia dapat mencari
kebahigaan sebesar – besarnya untuk sesame manusia atau semua makhluk yang
memiliki perasaan
c.
Aliran
Intuitionisme : berpendirian bahwa setiap manusia
mempunyai kekuatan naluri batiniah yang dapat membedakan sesuatu itu baik atau
buruk dengan hanya selintas pandang
d.
Aliran
Evolutionisme : bahwa segala perbuatan akhlak itu
tumbuh dengan sederhana, dan mulai naik dan meningkat sedikit demi sedikit,
lalu berjalan menuju cita – cita dimana cita – cita ini ialah yang menjadi
tujuan.
e.
Aliran
Idealisme : menurut aliran ini adalah “kemauan” merupakan
factor terpenting dari wujudnya tindakan – tindakan yang nyata
f.
Aliran
Tradisionalisme : aliran yang berpendapat bahwa menjadi
norma baik dan buruk adalah tradisi atau kebiasaan.
g.
Aliran
Naturalisme : aliran ini berpendapat bahwa segala
sesuatu dalam dunia ini menuju kepada suatu tujuan tertentu
h.
Aliran
Theologis : berpendapat bahwa yang menjadi baik dan buruk
perbuatan manusia adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan itu
diperintahkan atau dilarang oleh – Nya.
BAB
4
ASPEK
– ASPEK YANG MEMPENGARUHI BENTUK AKHLAK
1. Insting : Insting
adalah suatu alat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada
tujuan dengan berpikir lebih dahulu kea rah tujuan itu dan tiada dengan
didahului latihan perbuatan itu. Macam – macam Insting :
a. Insting
menjaga diri sendiri : memenuhi diatas permukaan bumi dengan beberapa juta
tubuh yang tidak terhitung dari tubuh – tubuh yanhh hidup.
b. Insting
menjaga lawan jenis : Insting yang paling kuat dan insting yang paling banyak
dalam kehidupan
c. Insting
merasa takut : berakar pada manusia, mengikutinya mulai masa kanak = kanak
sehingga masuk liang kubur.
2. Pola Dasar Bawaan : Keturunan (pembawaan)
bukan satu – satunya sebab dalam pembentukan manusia, karena disampingnya adalah
yang bernama lingkungan. Ini suatu kekeuatan yang bekerja bersama turunan,
memperbaikinya dan merusakkannya.
3. Lingkungan : Lingkungan
adalah suatu yang melingkupi tubuh yang hidup. Lingkungan tumbuh – tumbuha oleh
adanya tanah dan udaranya, lingkungan manusia adalah apa yang melingkupinya
dari negeri, lautan, sungai, udara dan bangsa. Antara keturunan dan lingkungan
ada hubungan yang erat. Keduanya membatasi tisp – tiap jisim hidup. Baik
berpengaruh terhadap sukses atau gagalnya seseorang.
4. Kebiasaan : Kebiasaan
adalah perbuatan yang diulang – ulang terus sehingga mudah dikerjakan bagi
seseorang. Orang berbuat baik atau buruk karena dua faktor dari kebiasaan yaitu kesukaan hati terhdap suatu
pekerjaan dan menerima kesuksesan itu, yang akhirnya menampikkan perbuatan. Dan
diulang secara terus menerus
5.
Kehendak
: Suatu
perbuatan ada yang berdasar atas
kehendak dan bukan hasil kehendak. Contoh yang berdasarkan kehendak adalah
menulis, mengarang, berpidato, dll. Dan contoh yang berdasarkan bukan kehendak
adalah bernafas, gerak mata, dll
6. Pendidikan : Lingkungan
pendidikan sangat mempengaruhi jiwa anak didik. Dan akab diarahkan ke mana anak
didik dan perkembangan keadilan
BAB
5
KEBEBASAN,
TANGGUNG JAWAB, DAN HATI NURANI
1.
Kebebasan
Berbicara
mengenai kebebasan, tidak terlepas dari persoalan kesusilaan. Maka tidak ada
fungsinya memuji atau mencela seseorang atau suatu perbuatan apabila dia dalam
melakukan “tidak bebas”. Seseorang bias melakukan atau tidak melakukan sesuatu,
karena tidak ada pilihan lain. Kondisi demekian dapat terjadi karena ada unsur
paksaan atau adanya unsur penekanan
kepadanya. Manusia dikatakan bebas apabila ia dalam arti yang lebih tinggi
terikat yaitu pada norma – norma.
2.
Tanggung
Jawab
Manusia
yang hidup sebagai makhluk sosial, tidak bias bebas dan terhadap semua
tindakannya ia harus bertanggung jawab. Allah SWT berfirman dalam surat Al –
Qiyamah ayat 36 :
Ü=|¡øtsr& ß`»|¡RM}$# br& x8uøIã ´ß ÇÌÏÈ
Artinya :
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggung jawaban)?
Tanggung
jawab yang paling tinggi adalah kepada Allah para sahabat nabi selalu memenuhi
segala amanah Allah sebagai khalifah Islam. Apabila diperhatikan, tanggung
jawab ditegaskan adalah untuk mempertahankan keadilan, keamanan, dan
kemakmuran. Maka kemampuan seseorang bertanggung jawab dalam segala tindakan
merupakan salah satu diantara kelebihan manusia.
3.
Hati
Nurani
Hati nurani adalah penghayatan
tentang yang baik dan yang buruk yang berkaitan dengan tindakan nyata atau
perilaku konkret manusia. Hati nurani dikendalikan oleh kesadaran manusia (akal
budi). Kesadaran membuat manusia mampu mempertimbangkan tentang mana yang baik
dan buruk baginya. Kesadaran itu merupakan kemampuan manusia untuk merefleksikan
perbuatannya. Hati nurani terbagi atas dua bagian: Hati nurani retrospektif,
yakni hati nurani yang menilai perilaku kita di masa lalu. Dan Hati nurani
prospektif, yakni hati nurani yang merencanakan perbuatan yang akan kita
lakukan di masa datang.
BAB
6
HAK,
KEWAJIBAN, DAN KEUTAMAAN
A. Hak
Hak dapat diartikan
wewenang atau kekuasaan yang secara etis seseorang dapatmengerjakan, memiliki,
meninggalkan, mempergunakan atau menuntut sesuatu. Poedjawijatna mengatakan
bahwa yang dimaksud hak ialah semacam milik,kepunyaan yang tidak hanya
kepunyaan benda saja, melainkan pula tindakan, pikiran,dan hasil pemikiran itu.
Di dalam al-quran kita jumpai juga kata al-hagg, namun pengertiannya agak
berbeda dengan pngertian hak yang dikemukakan di atas. Jika pengertian hak di
atas mengacu pada hak memiliki, tetapi hak dalam al-quran bukan itu artinya.
Kata memilik yang merupakan terjemahan dari kata hak tersebut di atasdalam
bahasa al-quran di senut milik dan orang yang menguasainya disebut malik. Dalam
perkembangan selanjutnya kata al-hagg dalam al-quran digunakan untuk empat
pengertian. Pertama, untuk menunjukkan terhadap pelaku yang mengadakansesuatu
yang mengandung hikmah, seperti adanya Allah SWT disebut al-hagg karena dialah
yang mengadakan sesuatu yang mengandung hikmah dan nilai bagi kehidupan. Ada
beberapa hak bagi manusia antara lain hak hidup, hak kemerdekaan, hak memiliki,
hak mendidik, dan hak wanita.
B.
Kewajiban
Manusia sebagai makhluk
indvidu dan makhluk social, tidak dapat terlepas daikewajiban.apa yang
dilakukan seseorang dapat menyebabkan pola pengaruh polahubungannya sebagai
makhluk social. Pola hubungan yang baik antara individu satudengan individu
yang lain Karena adanya kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi.Di dalam ajaran
islam menekankan atas kewajiban sebagai seorang muslim dengansesama harus
dijalankan. Sebagimana hadist rosulullah SAW. Yang artinya: “perumpamaan orang -orang mukmin dalam cinta kasih dan rahmad hati
bagaikansatu badan, apabila satu menferita maka menjalarlah penderitaan itu
keseluruh badan sehingga tida dapa tidur dan panas.” (H.R Bukhori
muslim).
Di
dalam hadist di atas menggambarkan betapa pedulinya islam terhadap
hubungansesama muslim. Sehingga sesama kaum muslim itu mmiliki perasaan terikat
dalamikata ruh keagamaan. Dimana diibaratkan keutuhan suatau badan yang
mempunyaiikatan yang utuh. Ada suatu ajakan terhadap diri manusia supaya
menjauhi dan meningalkan sifat takabur. Dan mendekati sifat renda diri dan
positif. Rupanya adahikmah kita mempunyai kewaiban untuk memiliki sifat rendah
diri sesama manusia(muslim).
Ada suatu ajakan terhadap
diri manusia supaya menjauhi dan meninggalkan sifat takabur. Firman Allah SWT
dalam surat Al – Hijr ayat 88 :
w ¨b£ßJs? y7øt^øtã 4n<Î) $tB $uZ÷èGtB ÿ¾ÏmÎ/ $[_ºurør& óOßg÷YÏiB wur ÷btøtrB öNÍkön=tã ôÙÏÿ÷z$#ur y7yn$uZy_ tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9 ÇÑÑÈ
Artinya : ” janganlah sekali-kali kamu
menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada
beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu
bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang
yang beriman.” (Q.S. Al – Hijr ayat 88)
C. Keutamaan
Keutamaan
merupakan akhlak yang baik. Dan akhlak adlah suatu kehendak yang telah
terbiasa. Dan yang disebut “Utama” menurut Prof. Dt. Ahmad Amin adlah kehendak
orang dengan membiasakn sesuatu yang baik. Berarti orang utama adalah orang
yang mempunyai akhlak baik yang membiaskan memilih perbuatan yang sesuai dengan
apa yang diperintahkan oleh akhlak. Keutamaan itu dibagi menjadi tiga yaitu (a)
perseorangan (b) masyarakat dan (c) agama.
BAB
7
AKHLAK
ISLAMI DALAM KAITANNYA DENGAN STATUS PRIBADI
Pengertian
Akhlak Islami
Akhlak Islami adalah akhlak yang menggunakan
tolak ukur ketentuan Allah. Quraish shihab dalam hubungan ini mengatakan, bahwa
tolak ukur kelakuan baik mestilahmerujuk kepada ketentuan Allah. Apa yang
dinilai baik oleh Allah pasti aik dalamesensinya. Demikian pula sebaliknya,
tidak munkin Dia menilai kebohongan sebagaikelakuan baik, karena kebohongan
esensinya buruk.
Sumber
akhlak Islam
Akhlak yang benar akan terbentuk bila
sumbernya benar. Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk,patut
atau tidak secara utuh diukur dengan al-Qur’an dan as -Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap
selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah
dan Rasul-Nya. Jadikan al- Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan
keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-Nya manusia diciptakan.
Pasti ada kesesuaianantara manusia sebagai makhluk dengan sistem norma yang
datang dari Allah SWT.
Ciri – ciri akhlak
Islamiyah
1) Kebajikan yang mutlak :
Islam menjamin kebajikan mutlak. Karena Islam telah menciptkan akhlak yang
luhur
2) Kebaikan yang menyeluruh
: Akhlak ISlami menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia.
3) Kemantapan : Akhlak
Islamiyah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri manusia. Ia
bersifat tetap, langgeng dan mantap.
4) Kewajiban yang dipatuhi
: Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia
5) Pengawasan yang
menyeluruh : Agama Islam adalah pengawas hati nurani dan akal yang sehat.
Faktor- faktor Pembentuk
Akhlak
a) Al-Wiratsiyyah
(Genetik) Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung
berbicara
“keras”, tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk be rbicara keras ataukasar karena Islam dapat
memperhalus dan memperbaikinya.
b) An-Nafsiyyah
(Psikologis) :Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga
(misalnya ibu danayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir.
Semua anak dilahirkandalam keadaan fitrah, orangtuanya lah yang menjadikannya
Yahudi, Nasrani atau Majusi (Hadits). Seseorang yang lahir dalam keluarga yang
orangtuanya berceraiakan berbeda dengan keluarga yang orangtuanya lengkap.
c) Syari‟ah Ijtima‟iyyah (Sosial) : Faktor lingkungan tempat seseorang
mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya berpengaruh pula dalam
pembentukan akhlak seseorang.
d) Al-Qiyam
(Nilai Islami) : Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami.Akhlak Islami ialah
seperangkattindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai
Islam yangdiyakini dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah
Pribadi Sebagai Hamba Allah
Kenyataan di jagat raya (dunia) membuktikan bahwa ada
kekuatan yang tidak nampak. Dia mengatur dan memelihara alam semesta ini. Juga
Dialah yang menjadi sebab adanya semua ini. Dalam pengaturan alam semesta ini
terlihat ketertiban, dan ada suatu peraturan yang berganti – ganti dan gejala
dating dengan keteraturan – Nya.
Ketergantungan manusia pada Allah, difirmankan dalam Surat Al –
Ikhlas: 2
ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ
Artinya : “Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
Kewajiban
manusia kepada A;;ah pada garis besarnya ada 2 yaiyu :
1)
Mentauhidkan – Nya yakni tidak
memusyrikkan – Nya kepada sesuatu pun
2)
Beribadh kepada – Nya
Pribadi
Sebagai Anak
Kisah
Lukman dalam Surat Lukman ayat 12 menjelaskna bahwa beliau menasehati dan
member pesan kepada generasi selanjutnya (anak – anak) untuk mewarisi nilai –
nilai akhlak sebagai berikut :
a.
Dilarang berbuat syirik
b.
Kewajiban berbakti kepada kedua orang
tua
c.
Keharusan tetap berbakti kepada orang
tua didunia saja, karena kesyirikan mereka
d.
Perintah menegakkan salat, amar ma’ruf,
nahi munkar dan sabar
e.
Tidak boleh bersifat sombong, angkuh dan
membanggakan diri sendiri
f.
Perintah bersikap sopan santun dalam
berjalan atau berbicara
Akhlak
pada Ayah dan Ibu
a)
Kewajiban Kepada Ibu : Kita harus
memuliakan seotang ibu karena memang jasa seorang ibu kepada anaknya tidak bisa
dihitung – hitung dan tidak bias ditimbang dengan ukuran sampaipun.
b)
Berbuat Baik kepada Ibu dan Ayah,
walaupun kedua Lalim : Seorang nak menurut ajaran Islam wajib berbuat baik
kepada ibu dan ayahnya dalam keadaan bagaimanapun
c)
Berkata halus dan mulia kepada Ayah dan
Ibu
d)
Berkata lemah lembut kepada Ayah dan Ibu
Akhlak
kepada Masyarakat/Jama’ah
Landasan
pokok pergaulan jama’ah di masyarakat adalah firman Allah surat An – Nisa : 36
* (#rßç6ôã$#ur ©!$# wur (#qä.Îô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ÉÎ/ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur Í$pgø:$#ur Ï 4n1öà)ø9$# Í$pgø:$#ur É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷r& 3 ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä `tB tb%2 Zw$tFøèC #·qãsù ÇÌÏÈ
Artinya
: ” sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan
teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”
Ayat
ini menjadi patokan, gagasan dan pedoman daripada norma – norma yang wajib
dipatuhi dan dilaksanakan bagi muslim dalam pergaulan di masyarakat
BAB
8
TASAWUF
Pengertian Tasawuf
Secara bahasa tasawuf diartikan
sebagai Sufisme (bahasa arab: تصوف ) adalah ilmu untuk mengetahui
bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin,
untuk memporoleh kebahagian yang abadi.
Ada beberapa sumber perihal
etimologi dari kata “Sufi”. Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari
Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan
oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian
dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi
adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada
Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf
berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.
Beberapa
definsi Tasawuf yang dikemukakan oleh para ahli yaitu :
1.
Asy-Syekh Muhammad Amin Al- Kurdy mengatakan bahwa
:”Tasawuf adalah suatu ilmu yang
dengannya dapat diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa,cara
membersihkannya dari (sifat-sifat) yang buruk dan mengisinya dengan
sifat-sifatyang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju (keridhaan)
Allah danmeninggalkan (larangan-Nya) menuju kepada (perintah-Nya)
2.
Imam Al-Ghazali mengemukakan pendapat Abu
Bakar al-Kataany yang mengatakan bahwa “Tasawuf adalah budi pekerti, jadi
barangsiapa yang memberikan bekal budi
pekerti atasmu, berarti ia memberikan bekal atas dirimudalam tasawuf. Maka
hamba yang jiwanya menerima (perintah) untuk beramalkarena sesungguhnya mereka
melakukan suluk dengan nur (petunjuk) Islam. DanAhli Zuhud yang jiwanya
menerima (perintah untuk melakukan beberapa akhlaq(terpuji) karena mereka telah
melakukan suluk dengan nur (petunjuk) imannya”.
3.
Mahmud Amin An – Nawawy mengemukakan pendapat Al – Junaid Al –
Bagdaady yang mengatakan bahwa tasawuf adalah memelihara (menggunakan) waktu.
(Lalu) ia berkata : Seorang hamba tidak akan menekuni (amalan Tasawuf) tanpa
aturan (tertentu), (menganggap) tidak tepat (ibadahnya) tanpa tertuju kepada
Tuhan- Nya dan merasa tidak berhubunngan (dengan Tuhannya) tanpa menggunakan
waktu (untuk beribadah kepadaNya)
Esesnsi Tasawuf
Tasawuf adalah nama lain dari “Mistisme dalam Islam” di kalangan
orintalis Barat dikenal dengan
sebutan “Sufisme” kata “Sufisme” merupakan istilah khusus mistisme Islam. Sehingga kata “Sufisme”
tidak ada pada mistisme agama-agama lain.
Adapun tujuannya adalah untuk memperoleh
suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan.Sedangkan ada juga tujuan lain
seperti bisa berhubungan langsung dengan Tuhan. Dengan maksud bahwa ibadah yang
diselenggarakan dengan cara formal belumdianggap memuaskan karena belum
memenuhi kebutuhan spiritual kaun sufi. Ibnu al-Qayyim dalam “Madarijus Salikin”
menyebutkan para pembahas ilmu ini telah
sependapat bahwa tasawuf adalah moral.
Berbagai
pendapat tentang munculnya dan berkembangnya tasawuf :
a)
Pada abad pertama dan kedua hijriah
1)
Perkembangan Tasawuf pada Masa Sahabat Para
sahabat juga mencontohikehidupan Rasulullah yang serba sederhana, dimana
hidupnya hanya semata-matadiabadikan kepada Tuhannya. Diantara sahabat yang
dimaksud adalah : Abu Bakaras-Sidiq (13 H), Umar bin Khattab (23 H) , Usman bin
Affan (35 H), Ali bin Abi Thalib (40 H), Salman Al – Farisy, Abu Zar Al – Ghifary, Ammar bin Yasir,
Huzaidah bin Al – Yaman, dan Niqdad bin Aswad (33 H)
2) Perkembangan
Tasawuf Pada masa TabiinAdapun tokoh-tokohnya antara lain : Al-Hasan Al-Basry
(22 H-110 H), dan Rabi’ah Al-Adawiyah (185
H), Sufyan (87 H – 161 H), Daud (165 H) dan Syaqieq Al – Balkhiy (194)
b)
Pada Abad ketiga dan Keempat Hijriah
1)
Perkembangan Tasawuf pada abad Ketiga Hijriah
Adapun tasawuf yangberkembang pada masa itu adalah :
a.
Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa, yaitu
tasawuf yang berisi suatu metode yanglengkap tentang pengobatan jiwa, yang
mengonsentrasikan kejiwaan manusia kepadakhaliknya, sehingga ketengangan
kejiwaan akibat pengaruh keduniaan, dapat teratasidengan baik
b.
Tasawuf yang berintikan ilmu akhlak dan
Tasawuf yang berintikan metafisikaSedangkan tokoh-tokoh sufi yang terkenal abad
ini antara lain : Abu Sulaiman Ad-Darany (215 H), Ahmad bin Al-Hawary
ad-Damasqiy (230 H), Abud Faidh DzunNun bin Ibrahim al-Mishry (245 H), Abu
Yazid Al-Bushthany (261 H/874 M)
2)
Perkembangan Tasawuf pada Abad keempat Hijriyah
a.
Musa Al – Anshary (320 H)
b.
Abu Hamid (322 H)
c.
Abu Zaid Al – Adamy (314 H)
d.
Abu Ali Muhammad (328 H)
c) Pada Abad kelima Hijriyah
Pada periode
ini kajian tasawuf semakin tenggelam. Sementara tasawuf sunny semakin mendapat
tempat di hati masyarakat.
d) Pada abad ke-6 dan ke-7 H
Pada periode
ini filsafat muncul kembali dalam bentuk yang lain. Suhrawardi Al- Maktul (W
587 H) mencetuskan teori hikmah Al- Isyraq (filsafat iluminasi). Teorinya
adalah bahwa Allah iti cahaya mutlak yang merupakan sumber segala cahaya
e)
Pada abad ke-8 H dan seterusnya.
Pada abad ke-8
H ini tidak ada lagi yang baru yang dapat diselami dalam tasawuf; saat itu
adalah zaman suram muramnya cahaya fikiran dan cahaya perasaan dalam dunia
Islam. Setelah abad kedelapan itu, timbullah tarekat-tarekat laksana tumbuhnya
cendawan di musim penghujan.
BAB
9
MAHABBAH
Pengertian Mahabbah
Imran ayat 31 : Mahabbah
artinya cinta. Hal ini mengandung maksud cinta kepada Tuhan. Lebih luas lagim,
bahwa “Mahabbah” memuat pengertian yaitu :
·
Memeluk dan mematuhi perintah Tuhan dan
membenci sikap yang melawan padaTuhan
·
Berserah diri kepada Tuhan
· Mengosongkan
perasaan di hati dari segala-galannya kecuali dari zat yang dikasihi
Tentang “Mahabbah” dapat dapat dijumpai di dalam al – Qur’an
antara lain :
a.
Surat Ali Imran ayat 31
ö@è% bÎ) óOçFZä. tbq7Åsè? ©!$# ÏRqãèÎ7¨?$$sù ãNä3ö7Î6ósã ª!$# öÏÿøótur ö/ä3s9 ö/ä3t/qçRè 3 ª!$#ur Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÊÈ
Artinya :”Katakanlah :
jika kamu benar - benar mencintaiAllah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosanmu”. Allah
Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang” (Q.S Ali Imran, 31).
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä `tB £s?öt öNä3YÏB `tã ¾ÏmÏZÏ t$öq|¡sù ÎAù't ª!$# 5Qöqs)Î/ öNåk:Ïtä ÿ¼çmtRq6Ïtäur A'©!Ïr& n?tã tûüÏZÏB÷sßJø9$# >o¨Ïãr& n?tã tûïÍÏÿ»s3ø9$# crßÎg»pgä Îû È@Î6y «!$# wur tbqèù$ss sptBöqs9 5OͬIw 4 y7Ï9ºs ã@ôÒsù «!$# ÏmÏ?÷sã `tB âä!$t±o 4 ª!$#ur ììźur íOÎ=tæ ÇÎÍÈ
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang
yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad
dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan
Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.” (Q.S. Al-Maidah ayat
54)
b.
Hadits
“Yang artinya hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku
denganperbuatan-perbuatan hingga aku cinta padanya. Oran gyang kucintai menjadi
telinga,mata dan tangan- Ku”.
Aliran tasawuf mahabbah
kedudukannya sejajar dengan aliran-aliran tasawuf lainnya seperti ma’rifat
(pengetahuan). Al -Fana dan
al-Baqa(kehancuran dan ketetapan), dan al-ijtihad (persatuan). Ijtihad dapat
berbentuk Al-Qulul (pengambilan tempat) ataupun Al-Wujud (kesatuan wujud).
Penjelasan tentangaliran-aliran tersebut akan diuraiakan pada bab-bab
berikutnya.
Tokoh Sufi Mahabbah dan
Ajarannya
Tokoh
Sufi Mahabbah dan AjarannyaAliran sufi mahabbah dipelopori dan dikembangkan
oleh seorang sufi wanitabernama Rabiah al-Adawiah, ia lahir di Basrah pada
tahun 714 M. Di antara doa-doayang tercatat berasal dari Rabiah ada doa yang
dipanjatkannya pada waktu larut malam, di atas atap rumahnya “Tuhanku, binatang -binatang bersinar gemerlapan,manusia sudah tidur
nyenyak, dan raja-raja telah menutup pintunya, tiap orang yang bercinta sedang
asyik masuk dengan kesayanganya, dan disinilah aku sendiri bersama Engkau”
BAB
10
Ma’RIFAT
Pengertian
Istilah ma’rifah berasal dari kata “Al-Ma’rifah”, yang berarti
mengetahui atau mengenal sesuatu.
Kemudian istilah ini dirumuskan defenisinya oleh beberapa UlamaTasawuf, antara
lain :
1. Dr.
Mustafa Zahri mengemukakan salah satu pendapat Ulama Tasawuf yang mengatakan : “Ma’rifah
adalah ketetapan hati (dalam mempercayai hadirnya) wujud yang wajib adanya (Allah) yang
menggambarkan segala kesempurnaan”
2.
Asy-Syekh Ihsan Muhammad Dahlan Al-Kadiri
mengemukakan abud Thayyib al-Samiry sebagai berikut :” Ma‟rifat
adalah hadirnya kebenaran Allah (Pada sufi).... dalam yang meningkat mar‟ifanya, maka meningkat pu la
ketenangan (hatinya). Ada
beberapa tanda yang dimiliki oleh Sufi bila sudah sampai kepada tingkatan ma’rifat,
antara lain :
a)
Selalu memancar cahaya ma’rifah padanya dalam segala
sikap dan perilakunnya, karena
itu, sikap wara selalu ada pada dirinya
b)
Tidak
menjadikan keputusan pada sesuatu yang berdasarkan fakta yang bersifatnyata,
karena hal-hal yang nyata menurut ajaran tasawuf, belum tentu benar
c)
Tidak menginginkan nikmat Allah yang buat
dirinya, karena hal itu bisamembawannya kepada perbuatan yang haram.
Faham Ma’rifah
Ada segolongan orang sufi mempunyai ulasan
bagaimana hakikat ma’rifah. Mereka mengemukakan
paham-pahamnya antara lain :
1) Kalau
mata yang ada did alam hati sanubari manusia terbuka, maka mata kepalatertutup,
dan waktu inilah yang dilihat hanya Allah
2) Ma;rifah adalah cermin.
Apabila seorang yang arif melihat ke arah cermin maka
3) apa
yang dilihatnya hanya Allah
4) Orang
kafir baik di waktu tidur dan bangun yang dilihat hanyalah Allah SWT
5)
Seandainnya ma’rifah itu materi,
maka semua orang yang melihat akan matikarena tidak tahan merlihat kecantikan
serta keindahannya. Dan semua cahaya akanmenjadi gelah di samping cahaya keindahan
yang gilang-gemilang
Jalan Ma’rifah
Kaum Sufi untuk medapatkan suatu ma’rifah melaui
jalan yang ditempuh dengan menperguankan suatu alat diantaranya :
a.
Sir : Ada didalam ruh.
b.
Menurut Al – Qusyairi ada tiga yaitu :
-
Qalb : Untuk mengetahui
sifat Tuhan
-
Ruh : Untuk dapat
mencintai Tuhan
-
Sir : Untuk melihat
Tuhan
Sifat dari ma’rifah Tuhan bagi seorang sufi adalah kontinyu (terus menerus). Namun untuk
memperoleh ma’rifah yang penuh tentang Tuhan mustahil, sebab manusiabesifat terbatas sedangkan Tuhan bersifat
tidak terbatas.
Tokoh Ma’rifah
Al Gazali mengakhiri masa pertualangannya, karena telah
mendapat “pengangan” yang
sekuat-kuatnya untuk kembali berjuang dan bekerja di tengah masyarakat, pengangan
itu adalah “Paham Sufi” yang diperolehnya berkat ilham Tuhan di tanahsuci Mekkah dan Madinah. Menurut Al – Gazali,
Ma’rifah adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan – peraturan
Tuhan tentang segala yang ada. Ma’rifah dan Mahabbah menurut Al –
Gazali adalah tingkatan tinggi bagi seorang Sufi. Dan pengetahuan ma’rifah
lebih baik kualitasnya dari pengetahuan akal.
BAB
11
FANA
DAN BAQA
Pengertian Fana
Fana artinya hilang, hancur, atau dalam
bahasa Inggris dissapear, perish, annihalate. Sehingga
dapat dipahami bahwa fana merupakan proses menghancurkan diri bagiseorang sufi
agar dapat bersatu dengan Tuhan. Sedangkan Baqa artinya tetap,
terus hidup. Dalam bahasa Inggris: To remain, Perserve bahwa baqa adalah sifat
yang mengiringi dari proses fana dalam penghancuran diri untuk mencapai
ma’rifah.
Faham
antara Fana Seiring Baqa Ada
Beberapa faham kesufian
yang membuktikan adanya keseiringan fana dan baqa yaitu : “ Jika kejahilan
(iqnorance) dari seseorang hilang yang akan tinggal ialah pengetahuan”.
Kebanyakan orang sufi dalam pengahncuran diri lewat fana yang dicari adalah al
dana’an al – nafs. Maksudnya adalah dengan melewati al fana’an al – nafs maka
hancurlah perasaan atau kesadaraan tentang adanya tubuh kasar manusia.
Tokoh
Sufi
Adapun tokoh sufi antara
lain : Abu Yazid dan Ibnu Qayyim. Abu Yazid adalah salahsatu tokoh sufi yang
telah melewati
“Ma’rifat” dia mencapai fana dan baqa yang kemudian
“ijtihad” bersatu dengan Tuhan. Ibnu Qayyim
memberikan penjelasantentang istilah fana dan baqa sebagai berikut :
“Fana dalam pengertian tauhid berbarengan dengan baqa, yaitu
penetapan terhadapTuhan yang haqdalam hatimu
dan menghilangkan Tuhan selain Allah. Di sinilahbertemu antara nafi dan Itsbat.
Nafi adalah fana dan itsbat adalah baqa. Sebenarnya iafana dengan dengan ibadah
kepada membuang cinta selain dari padaNya, takutkepada Allah, menyingkari takut
selain dari pada- Nya. Ta’at kepada
Allah dan
menyingkiri ta‘at selain dari Pada Nya.”
BAB
12
ITTIHAD
DAN HULUL
Pengertian Ittihad
Ittihad adalah bahwa
tingkatakan tasawuf seorang sufi telah merasa dirinya bersatudengan Tuhan.
Ittihad merupakan suatu tingkatan dimana yang mencintakan danyang dicintai
telah menjadi satu. A.R Al-Badawi berpendapat bahwa di dalam ittihad yang
dilihat hanya satu wujud. Walaupun sebenarnya ada dua wujud yang berpisahsatu
dari yang lain. Hal ini terjadi pertukaran peranan antara yang mencintai dan
yandicintai (sufi dan Tuhan). Dalam ittihad “identitas
telah hilang, indentias telah menjadi satu”, Hal ini bisa terjadikarena sufi telah memasuki fana yang tidak mempunyai
kesadaran lagi dan berbicaradengan nama Tuhan. Masalah ittihad, hulul dan
Tauhid di kalangan sufi tidak banyak dibicarakan. Mungkin ini disebabkan
dari pembunuhan tokoh sufi yaitu al-Hallaj karena dituduh mempunyai
paham “hulul” sehingga banyak tokoh sufi takut mempersoalkan tersebut, agar tidak mempunyai nasib yang sama.
Tokoh
Sufi Ittihad Al-Hulul dan Ajarannya
Sebagai penyebar dan pembawa ajaran ittihad
dalam tasawuf adalah Abu Yazid al-Bustamil, ia lahir di Bistam di Persia pada
tahun 874 M dan meninggalkan dalam usia73 M.
BAB
13
WAHDAD
AL – WUJUD DAN INSAN KAMIL
Pengertian
Kata “wahadatul al-Wujud” berarti kesatuan
wujud. Dalam kata bahasa Inggris UNITY
OF EXISTENCE. Paham ini merubah sifat nasuf yang ada dalamHulummenjadi Khalaq.
Aspek penting dari dua hal tersebut ialah aspek hak yang merupakanbatin jauhar
(substance) dan hakikat tiap-tiap yang berwujud. Dan aspek khalaqhanya merupakan
„ard. Sesuatu yang mendatang. Karena itulah alam dipandang sebagai cermin bagi Tuhan. Semua benda-benda yang
ada dalam alam bagaikangambar pada cermin yang esensianya telah terdapat pada
sifat-sifat Tuhan. Sebagai pokok persoalan “
Wahdatul Wujud ” adalah yang sebenarnya berhak mempunyai wujud hanyalah satu, yaitu Tuhan. Dan
wujud selain dari Tuhan adalah wujudbayangan. Pemikiran filsafat demikian
berkembang dan membias pada konsep insankamil atau manusia sempurna.
Insan kamil artinya manusia yang sempurna.
Adapun yang dimaksudkan dengan manusia sempurna adalah sempurna dalam hidupnya.
Seseorang dianggap sempurna dalam hidupnnya apabila memenuhi kriteria –
kriteria tertentu.
Pada dasarnya semua manusia di dunia ini menghendaki dirinya
menjadi insan kamil (manusia sempurna) sebagaimana dicerminkan setiap
Nabi/Rasul yang berperan sebagai pembawa risalah sekaligus figur atau uswatun
hasanah yang mencerminkan salah satu sikap insan kamil. Islam dengan rasulnya
sebagai teladan dalam pembentukan akhlak yang mulia telah memberikan konsep
yang jelas tentang insan kamil (manusia sempurna) dalam tolak ukur kesempurnaan
makhluk.
Secara
garis besar ciri-ciri Insan Kamil dapat dikatagorikan menjadi tiga bagian
yaitu: Mampu berkomunikasi dengan Tuhan; Mampu
berkomunikasi dengan sesama makhluk; Mampu berkomunikasi dengan dirinya
sendiri.
Tokoh
Sufi Wahdatul al- Wujud Insan Kamil dan Ajarannya
Faham wahdatul Al-Wujud diajarkan oleh Muhy
al-Qin Ibnu Arabi, dia lahir di kotaMurcia Spanyol pada tahun 1165 M.
Ringkasannya dalam tasawuf ibnu Al-Arabi yang bersatu dengan Tuhan bukan hanya
manusia tetapi semua mahluk. Semuanya mempunyai wujud satu dengan Tuhan.
BAB
14
TARIQAT
1. Pengertian
Istilah Tariqat berasal dari kata At
– Tariq (jalan) menuju kepada hakikar atau dengan kata lain pengalaman syariat,
yang disebut Al – Jara atau Al – Amal, sehingga Asy – Syekh Muhammad Amin Al
Kurdiy mengemukakan tiga macam definisi, yang berturut – turut disebutkan :
v Tariqat
pengamalan syariat, melaksanakan beban ibadah (dengan tekun) dan menjauhkan
(diri) dari (sikap) mempermudah (ibadah), yang sebenarnya memang tidak boleh
dipermudah
v Tariqat
adalah menjauhi larangan dan melakukan perintah Tuhan sesuai dengan
kesanggupannya, baik larangan dan perintah yang nyata maupun yang tidak (batin)
v Tariqat
adalah meninggalkan yang haram dan makruh, memperhatikan hal – hal mubah (yang
sifatnya mengandung) fadilah, menunaikan hal – hal yang diwajibkan dan yang
disunatkan, sesuai dengan kesanggupan (pelaksanaan) dibawah bimbingan seoarang
arif (syekh) dari (Sufi) yang mencita – citakan suatu tujuan.
Dari pengertian dan definisi diatas,
maka Tarikat dapat dilihat dari dua sisi yaitu amaliyah dan perkumpulan
(kerohanian). Kembali kepada masalah Al – Maqamat dan Al – Ahwal yang dapat
dibedakan dari dua segi :
a) Tarikat
kerohanian yang disebut maqam hanya dapat diperoleh dengan cara pengalaman
ajaran tasawuf yang sungguh – sungguh. Sedangkan Ahwal dapat diperoleh hanya
semata – mata dari Tuhan, meskipun ia tidak pernah mengamalkan ajaran Tasawuf
secara sungguh – sungguh
b) Tingkatan
kerohanian yang disebut maqam sifatnya langgeng atau bertahan lama, sedangkan
Ahwal sifatnya sementara
Istilah Tariqat
Ada beberapa istilah “tarikat”,
antara lain : Syariat, hakikat, suluk,
zawiyat, illa zikr nafi isbat, uslah, khalwat, kasyaf, silsilah
Tokoh-tokoh Tarikat di
Dunia Islam Maupun Indonesia
Ada
beberapa istilah yang sering dijumpaidalam Tarikat yang bersifat
perkumpulan,misalnya:
a) Istilah
Syekh atau Mursyid, maksudnya guru tarikat
b) Khalifah
maksudnya wakil Syekh atau Mursyid
c) Baiat,
maksudnya perjanjian atau sumpah setia murid kepada gurunya.
Di samping tokoh tersebut ada lagi tokoh lain
antara lain : Ustaz S.A. Al-Hamdanidan Prof Dr. Hamka
REFERENSI
:
Mustofa,
H. Drs. 1999. Akhlak Tasawuf. CV
Pustaka Setia : Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar